Al-Qur'an

Sanad Al-Quran .. Pentingkah? (Bagian I)

Abdullah • 05 September 2024 • dilihat 113

artikel ini dibuat oleh Abdullah

Oleh : Miftahul Arifin, Lc

Pendahuluan

   Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Al-Quran kepada hambaNya dan menjaganya dari perubahan. Shalawat dan salam atas Rasulullah yang mengajarkan Al-Quran kepada para sahabatnya hingga sampai kepada kita sebagaimana diturunkan.

   Al-Quran merupakan kitab yang sangat mulia, diturunkan oleh Dzat Yang Maha Mulia melalui malaikat yang mulia kepada utusannya yang paling mulia.

وإنه لتنزيل رب العالمين نزل به الروح الأمين على قلبك لتكون من المنذرين

Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan.[ QS. Al-Syuara : 192-194]”

    Tidak ada kitab satupun di dunia ini yang dapat dipertanggungjawabkan keasliannya selain kitab suci Al-Quran. Allah telah berjanji untuk menjaganya dari segala perubahan dan penyimpangan.

إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar menjaganya.[ QS. Al-Hijr : 9]”

   Salah satu bentuk penjagaan Allah terhadap Al-Quran adalah dengan mengaruniai umat ini dengan munculnya para qurra’ yang selalu siap mengorbankan diri mereka untuk khidmah kepada Kitab ini dengan mengajarkannya, khususnya metode membacanya kepada generasi setelahnya dalam bentuk rantai sanad.

جزى الله بالخيرات عنا أئمة * لنا نقلو القرآن عذبا وسلسلا

Semoga Allah memberi balasan kebaikan terhadap para Imam (Qurra’), yang telah menukil al-Quran kepada kita dengan jernih.[ Imam Syathibi dalam nadzhamnya.]”

   Sanad merupakan anugerah Ilahi yang hanya diberikan kepada ummat ini. Sebelum Islam datang belum pernah dikenal istilah sanad hingga datang Rasulullah beserta para sahabatnya membawa risalah yang mulia ini. Ibnu Sirin pernah mengatakan :

Dahulu orang-orang tidak pernah menanyakan tentang isnad, hingga sampai terjadi fitnah (terhadap hadits nabi) maka kami mengatakan : Sebutkanlah orang-orang kalian.[ Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam muqaddimah kitab shahihnya: 1/15]” Abu Bakr Muhammad bin Ahmad alBaghdadi mengatakan : “Telah sampai kepadaku bahwa umat ini dikaruniai 3 hal yang tak pernah diberikan kepada umat sebelumnya ; isnad, nasab dan i’rab

   Banyaknya perubahan dan penyelewengan yang terjadi terhadap kitab-kitab suci terdahulu dikarenakan tidak adanya sanad diantara mereka. Orang-orang yang menukilnya tidak bertanggung jawab sehingga terjadilah penambahan dan pengurangan yang bersumber dari hawa nafsu mereka. Maka sangat benar sekali perkataan Imam Ibn alMubarak yang menyatakan bahwa sanad merupakan bagian dari agama :

Sanad itu termasuk bagian dari agama, kalau tidak karena sanad maka seseorang akan berkata sesuai keinginan (hawa nafsu) mereka.”

Definisi Istilah

   Berbicara tentang sanad tak lepas dari ilmu mushthalah hadits yang membicarakannya secara detail, maka sebelum beranjak kepada akar permasalahan, kita perlu tahu definisi dari beberapa istilah yang mungkin belum kita ketahui.

  • Al-Quran : Kalam (firman) Allah yang memiliki i’jaz, diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul dengan perantara Jibril, diturunkan secara tawaatur, tercatat ibadah orang yang membacanya, dibuka dengan al-Fatihah, ditutup dengan an-Naas.[ Nafahaat min Ulumi alQuran : 1/11]
  • Sanad : dari segi bahasa adalah sandaran atau yang menjadi sandaran, sedang dalam istilah ilmu hadits ialah silsilah para rijaal yang menghubungkan kepada matan.[ Taisiir Mushthalah Hadits : 1/9]
  • Matan : secara bahasa adalah permukaan yang tinggi, sedang dalam istilah adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad.[ Ibid] Adapun matan yang kita bahas disini adalah firman Allah itu sendiri (Al-Quran) yang disebut setelah disebutkan sanadnya.
  • Syahadah : secara bahasa adalah menyaksikan atau melihat, sedang dalam istilah pendidikan adalah persaksian yang diberikan oleh individu atau instansi tertentu bahwa fulan telah lulus dari ujian yang diberikan padanya.
  • Ijazah : secara bahasa adalah melintasi atau melewati, sedang dalam istilah ilmu tajwid dan qiraat berarti persaksian dari seorang mujiz (pemberi ijazah) kepada seorang mujaz (penerima) bahwa dia (yang mujaz) telah membaca Al-Quran kepadanya (mujiz) dengan penyampaian yang benar menurut para ahli tajwid dan qiraat sebagaimana yang dia baca kepada gurunya.

   Sehingga terkadang kita dengar bahwa Fulan mujaaz dengan riwayat Hafsh an Ashim dari Syekh Fulani dengan sanad yang bersambung kepada Nabi Muhammad.

  Syahadah lebih umum dari ijazah. Setiap ijazah adalah syahadah namun tidak semua syahadah ijazah, dikarenakan ijazah dalam ilmu qiraat dan tajwid memberi persaksian qiraah sekaligus iqra’. Artinya si mujaaz selain bacaannya sesuai dengan bacaan gurunya dia berhak untuk mengajarkan dan mengijazah orang yang berhak mendapatkan setelahnya. Adapun syahadah hanya terbatas kepada kefashihan qiraah saja dan biasanya syahadah qiraah ini diberikan kepada seseorang yang bacaannya baik namun tidak memenuhi sebagian syarat yang diberikan mujiz, misalnya yang bersangkutan tidak hafal Al-Quran atau ada sebagian huruf yang tidak bisa dia ucapkan dengan benar karena memang bawaan sejak lahir atau lainnya.


Kategori Artikel
Postingan Populer

Sanad Al-Quran .. Pentingkah? (Bagian I)
05 September 2024 • dilihat 113